Depok, 14 november 2024 – Dalam rangka kegiatan *Police Goes to School*, Kanit Binkamsa Sat Binmas Polres Metro Depok, Iptu Kusnanto, bersama dengan Kasubnit dan anggota, serta Latja Siswa Polwan Angkatan 56, melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada para pelajar SMK Al-Islam Depok. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai bahaya bullying, anti tawuran, serta larangan mengikuti unjuk rasa atau demonstrasi yang tidak sesuai dengan peraturan hukum. Acara ini juga dilanjutkan dengan aksi deklarasi damai sebagai bentuk komitmen dari para pelajar untuk menjaga ketertiban dan kedamaian di lingkungan mereka.
Kegiatan dimulai dengan sambutan hangat dari pihak sekolah yang diwakili oleh Kepala Sekolah SMK Al-Islam Depok, yang mengapresiasi kehadiran jajaran Polri dalam upaya memberikan edukasi langsung kepada para siswa. Kepala Sekolah juga menekankan pentingnya menjaga keharmonisan dan menghindari perilaku yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain, terutama di kalangan pelajar.
Iptu Kusnanto, dalam kesempatan tersebut, menjelaskan secara rinci mengenai dampak negatif dari bullying dan tawuran di kalangan pelajar. Ia mengungkapkan bahwa bullying bukan hanya merusak mental korban, tetapi juga dapat berdampak pada perkembangan sosial dan emosional siswa yang terlibat, baik sebagai korban maupun pelaku.
“Bullying itu bukan hanya sekedar ledekan atau ejekan. Bullying dapat berakibat pada trauma mental yang mendalam bagi korban, yang bisa memengaruhi kehidupan sosial mereka di masa depan. Oleh karena itu, mari kita ciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi semua pihak,” ujarnya di hadapan ratusan siswa yang hadir.
Selain itu, Iptu Kusnanto juga menekankan tentang bahaya tawuran antar pelajar yang sering kali mengakibatkan cedera, bahkan kematian. Tawuran, kata dia, tidak hanya melibatkan fisik, tetapi juga bisa merusak hubungan antar sekolah dan mencoreng nama baik pelajar serta institusi pendidikan itu sendiri. Ia mengajak para siswa untuk bersama-sama menjaga perdamaian dan menjauhkan diri dari aksi kekerasan.
Selanjutnya, pembahasan beralih kepada larangan mengikuti unjuk rasa atau demonstrasi tanpa izin yang dapat berujung pada tindakan anarkistis. Iptu Kusnanto menegaskan bahwa pelajar harus dapat membedakan antara hak untuk menyampaikan pendapat dan kewajiban untuk mematuhi aturan yang ada. “Demonstrasi yang tidak terorganisir dengan baik bisa menimbulkan kerusuhan dan mengganggu ketertiban umum. Saya berharap para pelajar bisa lebih bijak dalam menyikapi isu-isu sosial, dan tahu kapan waktu yang tepat untuk mengungkapkan pendapat,” jelasnya.
Setelah sesi penyuluhan selesai, kegiatan dilanjutkan dengan aksi deklarasi damai yang diikuti oleh seluruh peserta penyuluhan, baik dari pihak sekolah maupun para siswa. Aksi ini bertujuan untuk menegaskan komitmen bersama dalam menciptakan lingkungan yang bebas dari kekerasan, bullying, dan tawuran, serta mendukung ketertiban dalam menyikapi isu-isu sosial.
Deklarasi damai ini dibacakan oleh perwakilan siswa SMK Al-Islam yang menyatakan tekad mereka untuk menjauhi tindakan bullying, tawuran, dan ikut serta dalam unjuk rasa yang melanggar hukum. Para siswa pun mengangkat tangan mereka sebagai simbol dukungan terhadap kedamaian dan hukum yang berlaku.
Kegiatan *Police Goes to School* ini diharapkan dapat memberi dampak positif bagi para pelajar, memberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga etika dan norma dalam berinteraksi di sekolah dan masyarakat, serta meningkatkan kesadaran akan bahaya perilaku negatif seperti bullying dan tawuran. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk mempererat hubungan antara polisi dan pelajar, agar tercipta saling pengertian dan kerjasama dalam menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan sekolah.
Iptu Kusnanto menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya Polres Metro Depok untuk terus mendekatkan diri dengan masyarakat, khususnya kalangan pelajar. Ia berharap kegiatan seperti ini bisa dilaksanakan secara rutin di sekolah-sekolah lainnya untuk menciptakan suasana pendidikan yang aman, nyaman, dan bebas dari segala bentuk kekerasan.
“Polri berkomitmen untuk mendukung dunia pendidikan dengan memberikan penyuluhan, sosialisasi, dan tindakan preventif agar para pelajar tumbuh menjadi generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak dan peduli terhadap perdamaian,” tutup Iptu Kusnanto.
Kegiatan ini berakhir dengan foto bersama antara jajaran Polri, para guru, dan siswa SMK Al-Islam sebagai simbol keberhasilan dalam menyelenggarakan acara yang bermanfaat bagi seluruh pihak yang terlibat. Semoga langkah ini menjadi awal dari perubahan positif bagi para pelajar dalam membangun budaya sekolah yang lebih damai dan jauh dari segala bentuk kekerasan.