
Pada hari Senin, 16 September 2024, suasana di SMA Muhammadiyah Sawangan tampak berbeda dari biasanya. Ratusan siswa dan siswi sekolah tersebut berkumpul di aula utama, menunggu kedatangan sosok yang sangat penting dalam upaya menjaga ketertiban dan keamanan komunitas mereka. Sosialisasi kali ini dipimpin langsung oleh Kanit Bimas, Iptu Patiar Manalu, seorang perwira polisi yang dikenal luas karena dedikasinya dalam meningkatkan hubungan antara polisi dan masyarakat, khususnya di kalangan pelajar.
Iptu Patiar Manalu, yang dikenal sebagai sosok yang ramah namun tegas, hadir dengan tujuan mulia: memberikan pencerahan kepada para siswa mengenai bahaya serta dampak negatif dari unjuk rasa dan tawuran. Acara ini merupakan bagian dari inisiatif kepolisian untuk menanamkan kesadaran hukum dan keamanan di kalangan generasi muda, serta memberikan wawasan tentang cara-cara yang lebih konstruktif dalam menyampaikan pendapat.
Saat memasuki aula, Iptu Manalu disambut dengan antusias oleh para siswa yang tampak penasaran dan bersemangat mendengarkan apa yang akan disampaikannya. Beliau memulai sesi dengan sapaan hangat dan pengenalan singkat mengenai pentingnya peran polisi dalam menjaga ketertiban umum. Tanpa menunggu lama, Iptu Manalu langsung masuk ke inti pembicaraan: unjuk rasa dan tawuran.
“Adik-adik sekalian,” kata Iptu Manalu dengan suara tegas namun lembut, “saya di sini bukan hanya sebagai polisi, tetapi juga sebagai teman dan pembimbing kalian. Saat ini, kita akan membahas tentang unjuk rasa dan tawuran. Kita semua tahu bahwa isu-isu ini sering muncul di media dan mungkin saja kalian mendengarnya dari teman-teman atau bahkan di luar sekolah. Namun, penting bagi kalian untuk memahami konsekuensi dan dampak negatif yang bisa timbul dari tindakan tersebut.”
Beliau kemudian menjelaskan dengan rinci tentang perbedaan antara unjuk rasa yang dilakukan dengan cara yang damai dan konstruktif versus unjuk rasa yang berubah menjadi kerusuhan atau tawuran. Iptu Manalu mengungkapkan bahwa unjuk rasa yang dilakukan dengan cara yang terstruktur dan dalam koridor hukum merupakan hak setiap warga negara. Namun, saat unjuk rasa berubah menjadi aksi kekerasan dan merusak, itu tidak hanya melanggar hukum tetapi juga dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.
“Saat kalian terlibat dalam tawuran,” lanjutnya, “kalian tidak hanya menghadapi risiko hukum, tetapi juga risiko fisik yang serius. Lebih dari itu, tawuran dapat merusak reputasi kalian dan berdampak pada masa depan kalian. Saya paham bahwa kadang-kadang emosi dan ketidakpuasan bisa memuncak, tetapi selalu ada cara lain untuk menyuarakan pendapat kalian tanpa harus resort ke kekerasan.”
Iptu Manalu juga memberikan penekanan pada pentingnya dialog dan komunikasi yang sehat. Beliau mengajak siswa untuk aktif berdiskusi dengan guru, orang tua, dan pihak berwenang jika mereka merasa ada isu-isu yang perlu disampaikan. “Jangan ragu untuk berbicara dan mencari solusi bersama. Kami di sini untuk mendengarkan dan membantu.”
Selama sesi berlangsung, Iptu Manalu juga mengajak siswa-siswi untuk bertanya dan berdiskusi. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul menunjukkan betapa tingginya minat dan kepedulian para siswa terhadap isu-isu yang dibahas. Beliau menjawab setiap pertanyaan dengan penuh perhatian, memberikan penjelasan yang jelas dan mendalam.
Acara tersebut diakhiri dengan sesi foto bersama dan penyampaian cinderamata dari pihak sekolah sebagai bentuk apresiasi atas kehadiran Iptu Manalu. Sebelum meninggalkan aula, Iptu Manalu memberikan pesan terakhir kepada para siswa, “Ingatlah selalu, menjadi generasi yang cerdas dan bijaksana berarti memilih cara-cara yang damai dan positif dalam menghadapi setiap tantangan. Kalian adalah masa depan bangsa ini, dan tindakan kalian hari ini akan membentuk masa depan kalian.”
Kehadiran Iptu Patiar Manalu di SMA Muhammadiyah Sawangan tidak hanya memberikan pencerahan, tetapi juga menginspirasi para siswa untuk lebih bijak dalam bertindak dan berperilaku. Melalui kegiatan ini, diharapkan para siswa dapat memahami dan menghindari bahaya unjuk rasa dan tawuran, serta menerapkan cara-cara yang lebih konstruktif dalam menyelesaikan permasalahan.
Dengan demikian, acara sosialisasi ini menjadi langkah penting dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan harmonis, serta membangun kesadaran hukum di kalangan pelajar sebagai fondasi untuk masa depan yang lebih baik.