Sosialisasi Bahaya Tawuran oleh Ipda Warsito di SMP Negeri 33 , Pada Tanggal 29 Oktober 2024

Pada hari ini, 29 Oktober 2024, suasana di SMP Negeri 33, yang terletak di Jalan Barito Raya, Kelurahan Baktijaya, Kecamatan Sukmajaya, terasa penuh energi. Siswa-siswa berkumpul di lapangan sekolah untuk mengikuti sosialisasi yang sangat penting mengenai bahaya tawuran. Pembicara hari ini adalah Ipda Warsito, seorang polisi yang dikenal aktif dalam program-program pembinaan remaja. Dengan penuh semangat, ia siap memberikan pemahaman mendalam kepada para siswa tentang dampak negatif tawuran.

Acara dimulai sekitar pukul 09.00 WIB. Ipda Warsito membuka sesi dengan sapaan hangat, “Selamat pagi, adik-adik! Terima kasih sudah hadir di sini. Hari ini, kita akan membahas sesuatu yang sangat serius, yaitu tawuran antar pelajar.” Ia melanjutkan dengan menjelaskan bahwa tawuran bukan hanya sekadar perkelahian, tetapi memiliki konsekuensi yang jauh lebih besar yang bisa memengaruhi masa depan mereka.

Ipda Warsito menjelaskan berbagai faktor yang memicu tawuran, mulai dari masalah sepele, seperti berebut tempat duduk, hingga perbedaan pendapat yang tidak diselesaikan dengan baik. Ia menekankan pentingnya komunikasi dan dialog sebagai cara untuk menghindari konflik. “Setiap permasalahan bisa diselesaikan dengan berbicara, jangan sampai emosi menguasai diri,” ujarnya, sambil menatap mata siswa-siswa yang mendengarkan dengan seksama.

Selanjutnya, ia memaparkan beberapa contoh nyata tentang akibat tawuran. Dengan nada serius, ia menggambarkan kasus-kasus yang pernah terjadi di wilayahnya, di mana banyak pelajar terluka atau bahkan kehilangan nyawa akibat perkelahian yang tidak perlu. “Ingat, satu tindakan ceroboh dapat merusak masa depan kalian. Tawuran bukanlah solusi, tetapi bencana,” ungkapnya.

Ipda Warsito juga membagikan statistik yang mencengangkan tentang angka tawuran di kalangan pelajar, serta dampak jangka panjangnya, seperti penurunan prestasi akademik, hilangnya kesempatan untuk melanjutkan pendidikan, dan bahkan konsekuensi hukum yang harus ditanggung. “Saya ingin kalian semua sadar bahwa masa depan kalian ada di tangan kalian sendiri. Pilihlah untuk menjadi pelajar yang bijak dan bertanggung jawab,” tegasnya.

Sesi tanya jawab pun dibuka, dan antusiasme siswa terlihat jelas. Banyak dari mereka yang mengajukan pertanyaan, mencari pemahaman lebih dalam tentang cara menghindari tawuran dan menyelesaikan konflik dengan baik. Beberapa siswa juga berbagi pengalaman mereka menghadapi tekanan dari teman sebaya untuk terlibat dalam perkelahian.

Ipda Warsito mendengarkan dengan seksama dan memberikan nasihat yang bijak. “Jadilah pemimpin bagi diri sendiri dan teman-temanmu. Tunjukkan bahwa kalian bisa menjadi contoh yang baik. Ketika ada yang mengajak berkelahi, ingatlah bahwa itu bukan tindakan yang keren. Tindakan yang keren adalah berani berkata ‘tidak’ terhadap kekerasan.”

Di akhir sesi, Ipda Warsito memberikan penekanan bahwa penting bagi setiap siswa untuk menjaga lingkungan sekolah tetap aman dan nyaman. “Kalian adalah generasi penerus bangsa. Mari kita ciptakan sekolah yang bebas dari tawuran dan kekerasan. Jadilah sahabat bagi satu sama lain,” imbuhnya dengan penuh harapan.

Acara ditutup dengan tepuk tangan meriah dari siswa-siswa SMP Negeri 33. Mereka merasa terinspirasi dan bertekad untuk menerapkan pesan yang disampaikan oleh Ipda Warsito. Dengan senyuman dan rasa puas, Ipda Warsito meninggalkan sekolah, berharap bahwa sosialisasi hari ini akan memberikan dampak positif dan menjauhkan generasi muda dari bahaya tawuran.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *