IPTU Octiyara merasa terpanggil untuk berkontribusi dalam menciptakan suasana yang lebih aman dan damai di lingkungan sekolah. Ia merencanakan sosialisasi tentang bahaya tawuran di SMPN 29 Depok

IPTU Octiyara merasa terpanggil untuk berkontribusi dalam menciptakan suasana yang lebih aman dan damai di lingkungan sekolah. Ia merencanakan sosialisasi tentang bahaya tawuran di SMPN 29 Depok, Cipayung, dengan harapan bisa menanamkan kesadaran akan dampak negatif dari tindakan kekerasan ini.

Pada hari yang telah ditentukan, aula SMPN 29 dipenuhi oleh siswa-siswa yang antusias. Mereka duduk dengan rapi, mempersiapkan diri untuk menerima informasi yang sangat penting. IPTU Octiyara, yang dikenal sebagai sosok yang peduli dan komunikatif, membuka acara dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan dari sosialisasi tersebut. Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa tawuran bukan hanya masalah individu, tetapi juga berpengaruh besar terhadap masyarakat dan masa depan mereka.

Sosialisasi dimulai dengan pemutaran video dokumenter yang menunjukkan berbagai konsekuensi dari tawuran—mulai dari luka fisik, kehilangan nyawa, hingga dampak psikologis yang bisa menghantui para pelakunya. Para siswa terlihat terkejut dan tertegun, seolah baru menyadari betapa seriusnya masalah ini. Setelah pemutaran video, IPTU Octiyara mengajak siswa untuk berdiskusi. Pertanyaan-pertanyaan pun bermunculan, dan para siswa mulai berbagi pengalaman dan pandangan mereka. Diskusi ini menjadi momen penting untuk membuka dialog antara siswa dan aparat kepolisian.

Dalam penjelasannya, IPTU Octiyara menyoroti berbagai faktor yang memicu tawuran, seperti pengaruh lingkungan, pergaulan, dan tekanan dari teman sebaya. Ia juga menjelaskan bahwa tawuran sering kali terjadi akibat kesalahpahaman yang bisa diselesaikan dengan cara yang lebih baik. Dengan contoh-contoh nyata, ia mengajak siswa untuk berpikir kritis dan kreatif dalam menghadapi konflik.

“Setiap permasalahan pasti ada solusinya, dan kekerasan bukanlah jalan keluarnya,” ujarnya tegas. Ia juga membagikan beberapa strategi untuk menghindari tawuran, seperti mengedepankan komunikasi, mencari mediator, dan terlibat dalam kegiatan positif di luar sekolah.

Sesi sosialisasi ini semakin menarik ketika IPTU Octiyara mengundang beberapa siswa untuk berbagi pengalaman pribadi tentang situasi di mana mereka berhasil menghindari konflik. Kisah-kisah ini memberikan inspirasi dan motivasi bagi teman-teman mereka untuk lebih berhati-hati dalam bertindak.

Sebagai penutup, IPTU Octiyara mengajak siswa-siswa untuk bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih aman dan nyaman. Ia mendorong mereka untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler dan organisasi di sekolah, yang dapat memperkuat rasa solidaritas dan persahabatan di antara mereka.

Setelah acara berakhir, banyak siswa yang menghampiri IPTU Octiyara untuk mengucapkan terima kasih. Mereka mengungkapkan rasa terinspirasi dan berkomitmen untuk tidak terlibat dalam tawuran. IPTU Octiyara meninggalkan SMPN 29 dengan harapan bahwa pesan yang disampaikannya akan terus diingat dan diterapkan oleh para siswa.

Kegiatan sosialisasi ini merupakan langkah nyata dalam membangun kesadaran dan pemahaman di kalangan remaja mengenai bahaya tawuran. IPTU Octiyara berhasil menanamkan rasa tanggung jawab sosial, mengajak para siswa untuk berpikir lebih bijaksana dalam menghadapi konflik, serta berkontribusi positif bagi sekolah dan masyarakat. Kegiatan ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara pihak kepolisian dan institusi pendidikan sangat penting dalam menciptakan generasi muda yang lebih baik, damai, dan beretika.

4o mini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *